Cara Menentukan Design Sambungan Las
1.2.1. Pertimbangan dalam Membuat Disain Sambungan
Disain sambungan yang tepat
sangat penting sekali, karena akan mempengaruhi cara mempersiapkan sambungan,
urutan pengelasan, efisiensi sambungan, dan produktivitas. Setiap pekerjaan
harus dievaluasi berkaitan dengan proses pengelasan, posisi, kemudahan
menjangkau dan inspeksi, kontrol terhadap distorsi dan syarat-syarat disain
untuk menentukan detail sambungan yang tepat. Hasil paling baik hanya akan
diperoleh apabila sambungan telah dipersiapkan secara sempurna dan kelurusannya
sudah tepat.
Cara membaca gambar detail untuk pengelasan
Pada umumnya benda-benda yang
dilas adalah wadah tempat penyimpanan cairan berbahaya (misalnya pressure
vessel, tangki dan pipa) atau pengelasan sambungan-sambungan kritis pada
struktur anjungan lepas pantai. Pada aplikasi ini, penting diketahui bahwa
logam las memiliki kekuatan dan ketangguhan yang handal, dan juga bebas dari
discontinuity dan crevices dimana zat-zat korosif bisa berkumpul.
Diperlukan butt weld penetrasi
penuh dengan komposisi kimia dan sifat-sifat mekanis yang persis sama dengan
base metal, karena akan menghasilkan kinerja pemakaian yang paling baik dan
tahan terhadap kelelahan, karat dan patah getas. Pengelasan dengan penetrasi
sebagian dan fillet weld hanya digunakan apabila beban pemakaian dan stress
tidak terlalu berat. Misalnya, fillet weld hanya dilakukan dengan sambungan
tumpang (lap joint) pada plat bagian bawah dan atas sebuah tangki, karena lebih
ekonomis dari pada butt weld. Sebaliknya sambungan-sambungan pada dinding
tangki yang memiliki tegangan lebih tinggi, dilas dengan cara butt weld
penetrasi penuh.
Simbol-simbol standar untuk
pengelasan, brazing dan inspeksi NDT dijelaskan pada ANSI/AWS A2.4-86. Tabel
simbol las AWS
1.2.2. Detail Sambungan
Sambungan Tumpul Persegi
Pada proses las SMAW, sambungan
tumpul persegi digunakan untuk menyambung pipa secara single weld dengan
ketebalan hingga 1/8 inci, dan menyambung plat dengan cara double weld dengan
ketebalan hingga 5/16 inch. Sambungan tumpul persegi adalah sambungan yang
paling mudah dibikin karena tidak memerlukan pembevelan. Sambungan ini bisa
dibuat dengan menggunakan alat oxyfuel gas cutting, mesin gerinda, atau
gunting.
Sambungan single V
Pada proses las SMAW, disain
sambungan berbentuk single V digunakan untuk penyambungan pipa secara single
weld dan penyambungan plat secara double weld untuk ketebalan hingga 3/4 inch.
Bentuk sambungan seperti ini bisa dibuat dengan menggunakan lampu potong atau
mesin gerinda.
Sambungan Double V
Sambungan double V lebih ekonomis
untuk pengelasan plat tebal 3/4 hingga 2-1/2 inci dengan proses las SMAW,
karena volume logam las yang akan diisikan lebih sedikit dibandingkan dengan
memakai sambungan single V.
Pada sambungan jenis ini perlu
dilakukan back gouging pada root pass setelah pengelasan dari sisi pertama
selesai untuk mendapatkan penetrasi sempurna. Kontrol terhadap perubahan bentuk
bisa menjadi lebih baik, karena pengelasan dari sisi kedua akan mengimbangi
pengelasan dari sisi pertama. Pada sambungan double V dengan ketebalan tidak
sama, pengelasan yang pertama kali dilakukan adalah sisi yang paling dalam
(misalnya 0,67T) karena backgouging cenderung akan mengimbangi dalamnya
pengelasan. Pada sambungan yang memiliki ketebalan sama, kedua belah sisi bisa
dilas pertama kali. Sambungan jenis ini bisa dibikin dengan menggunakan lampu
potong atau mesin gerinda.
Modifikasi Sambungan pada Pengelasan Pipa.
Apabila melakukan pengelasan pada
pipa dengan tebal lebih dari ¾ inci dengan cara SMAW, bisa digunakan sambungan
V yang dimodifikasi atau single U sebagai menggantikan sambungan pipa single V
standar. Karena persiapan untuk membuat sambungan yang dimodifikasi ini harus
dilakukan dengan mesin, sambungan jenis ini bisa menjadi lebih mahal dari pada
sambungan single V biasa. Meskipun demikian, volume logam las yang dibutuhkan
menjadi lebih kecil dan pemakaiannya bisa menghemat waktu pengelasan.
Fillet Weld
Fillet weld membutuhkan persiapan
sambungan paling sedikit. Pelurusan terhadap lap joint atau T-joint harus
teliti (umumnya dalam 1/16 inci) jika tidak maka efektifitas throat fillet weld
tidak terbentuk. Celah yang lebih lebar membutuhkan ukuran fillet atau bentuk
las-lasan yang lebih besar dari arah satu sisi untuk mengimbangi celah lebar
tersebut.
Sambungan Las pada Fitting
Pengelasan pada fitting dapat
dilakukan baik secara set-on (paste on) atau set-in Set-on pada umumnya dipakai
pada fitting yang memiliki diameter kecil (2 inci atau kurang) yang dilas dari
arah satu sisi. Fitting ini bisa berupa coupling, weldolet, atau small forging
yang dilobangi setelah pengelasan selesai.
Set-in digunakan pada fitting
yang memiliki diameter lebih besar, dan pada umumnya untuk pengelasan penetrasi
penuh yang membutuhkan pengelasan dari arah dua sisi. Penguat (reinforcement)
pada bagian-bagian yang hilang sering kali diperlukan dan boleh jadi perlu pad
plate atau penguat yang berasal dari fitting itu sendiri.