Proses Pengelasan - ESW (Electroslag welding) dan (EGW) electrogas welding
Dasar – Dasar Pengelasan
Bab ini menjelaskan mengenai
proses-proses pengelasan yang banyak dipakai oleh berbagai perusahaan, beserta
keunggulan, kelemahan, dan masing-masing aplikasinya. Kemudian dijelaskan juga
mengenai disain sambungan dan jenis-jenis sambungan. Komposisi logam las juga
diterangkan, termasuk cara penyimpanan dan penanganan kawat las. Bab ini juga
menjelaskan mengenai preheat, alasan melakukan preheat dan metode yang
dipergunakan. Ada penjelasan khusus mengenai tujuan melakukan postweld heat
treatment, pemotongan dengan oxyfuel gas serta pemotongan dengan mempergunakan
busur logam.
Proses – Proses Pengelasan
Las busur adalah suatu proses
pengelasan dimana panas dihasilkan oleh busur listrik diantara elektroda dengan
benda kerja. Pada pengelasan dengan arus DC, benda kerja dihubungkan dengan
kutub negatif dan elektroda dengan kutub positif, sedangkan pada pengelasan
dengan polaritas lurus, benda kerja dihubungkan dengan kutub positif dan
elektroda dengan kutub negatif. Proses-proses pengelasan yang dibicarakan
disini adalah:
1. Shielded metal arc welding (SMAW).
2. Gas tungsten arc welding (GTAW).
3. Gas metal arc welding (GMAW).
4. Flux cored arc welding (FCAW).
5. Submerged arc welding (SAW).
6. Electroslag welding (ESW) dan electrogas welding (EGW).
7. Stud welding (SW).
8. Oxyfuel gas welding (OFW), braze welding dan brazing.
9. Cadwelding.
6. Electroslag Welding dan
Electrogas Welding
ESW adalah suatu proses las
otomatis dengan laju deposit tinggi yang digunakan untuk mengelas logam dengan
tebal 2 inci atau lebih secara vertikal. Pemakaiannya yaitu pada pengelasan
pressure vessel, kapal, dan struktur. Ada dua jenis proses las ESW:
- Metode panduan tidak terumpan
(konvensional).
- Metode panduan terumpan.
Kedua metode ini menggunakan
alat-alat dan bentuk filler metal yang berbeda. Pada kedua jenis proses
pengelasan ESW ini, plat berbentuk persegi mula-mula diletakkan secara vertikal
dengan jarak kira-kira satu inch, kemudian dilas naik secara vertikal.
Permulaan tab dimulai dari bagian bawah sambungan dan runoff tab pada bagian
atas.
Pada ESW konvensional, sepatu
tembaga berpendingin air yang bisa dipindah-pindah diletakkan pada sisi bagian
depan dan belakang sambungan, untuk menahan logam cair tetap berada pada
tempatnya sampai membeku. Proses ini dimulai dengan menyalakan busur diantara
kawat elektroda dengan bottom starting tab pada cekungan yang terbentuk antara
pinggiran alat yang mempunyai celah dengan sepatu tembaga. Butiran flux
diletakkan pada cekungan. Busur listrik dinyalakan pada permulaan proses, dan
berlangsung terus sehingga terbentuk slag konduktif. Segera setelah slag
menjadi konduktif, busur padam dan slag tetap cair karena resistansi panas yang
berasal dari arus yang lewat diantara elektroda dengan benda kerja. Selama
proses pengelasan berlangsung, flux ditambahkan secara teratur untuk menjaga
ketepatan slag yang menutupi genangan logam cair. Resistansi panas slag
melelehkan filler wire dan pinggiran plat membentuk genangan logam cair, yang
ditahan oleh sepatu tembaga. Selama pembekuan, sepatu secara otomatis bergerak
naik kepermukaan plat. Satu atau lebih kawat dapat digunakan, tergantung pada
tebal plat.
ESW panduan terumpan menggunakan
suatu tube panduan terumpan untuk menempatkan kawat elektroda berada pada
sambungan, dan sepatu tembaga berpendingin air permanen. Tube pemandu tidak
bergerak tetapi terbakar habis selama pengelasan. Hal ini membuat kawah las
muncul di dalam kampuh. Tube panduan terumpan menambahkan filler metal pada
logam las dan juga menyediakan flux pada slag konduktif dari bagian luar
coating (seperti elektroda terbungkus dengan lobang besar). Lebih dari satu
tube panduan terumpan dapat dipakai untuk pengelasan logam-logam tebal.
Electrogas Welding
EGW dilakukan dengan posisi
vertikal dengan cara yang sama dengan ESW, tetapi berbeda dalam mempertahankan
busur diantara elektroda berinti flux dan kawah las. Kawah las ditutupi oleh
cairan slag tipis dan diselimuti oleh gas CO2 atau argon-CO2. EGW terbatas
pemakaiannya pada benda-benda tipis, biasanya kurang dari 2 inch. Proses ini
bisa dikerjakan dengan satu sepatu dapat dilepas, yang membentuk permukaan
logam las pada bagian sisi sebelah depan. Bagian belakang logam las dibentuk
oleh batangan penyangga dari tembaga permanen atau oleh root pass yang
dikerjakan dengan proses manual atau semi-otomatis. Sambungan las pada EGW bisa
berbentuk persegi dengan suatu celah atau pengelasan dengan bevel standar V
dikerjakan dengan proses las yang lain.
Keuntungan
Keuntungan utama dari proses las
ESW dan EGW adalah kemampuannya untuk melakukan pengelasan vertikal dari
berbagai ketebalan dengan waktu lebih cepat dibandingkan dengan proses-proses
las yang lain. ESW terutama sekali dipakai untuk mengelas logam-logam tebal
dibengkel-bengkel, sementara EGW bisa dikerjakan baik di bengkel atau di
lapangan. Persiapan sambungan pada kedua proses ini sederhana dan lebih sedikit
terjadinya distorsi pengelasan dibandingkan dengan metode lain.
Kelemahan
Baik proses las ESW ataupun EGW
hanya terbatas pada penyambungan carbon steel dan low alloy steel dengan posisi
vertikal. Waktu pemasangan pada proses ini sangat lama, tetapi dapat diimbangi
oleh laju pengisian yang lebih cepat. Pentingnya waktu pemasangan berkurang
dengan bertambah tebalnya logam las. ESW sensitif terhadap kontrol bentuk bead.
Retak garis tengah bisa terjadi apabila faktor bentuk (kedalaman kawah las
dibagi dengan lebar kawah las) rendah. Suatu contoh faktor bentuk rendah yaitu
peka terhadap retak (adalah satu), karena kawah las mempunyai ukuran sama
dengan lebar. ESW dan EGW mempunyai panas masukan sangat tinggi. ESW memiliki
panas masukan paling tinggi, menghasilkan pengelasan dengan butiran kasar
berjumlah banyak dan daerah HAZ dengan notch toughness rendah. Pengelasan ESW
membutuhkan perlakuan panas untuk menghaluskan kembali butiran setelah
pengelasan selesai (misalnya normalizing) untuk memulihkan notch toughness.
Perlunya normalizing setelah pengelasan biasanya untuk menghindarkan pemakaian
ESW untuk pengelasan dilapangan.
Panas masukan EGW tidak sebesar
ESW, tetapi ada sedikit penurunan sifat logam di daerah HAZ. Hal ini membatasi
aplikasi EGW terhadap bahan-bahan yang mempunyai notch toughness lebih buruk.
Keterbatasan ini membuat beberapa kontraktor membatasi pemakaian EGW pada
tangki penyimpanan dilapangan yang memiliki suhu pemakaian minimum 30oF atau
lebih.
Aplikasi pada Pekerjaan
Aplikasi pengelasan ESW paling
umum yaitu pada sambungan-sambungan longitudinal pada shell ring untuk pressure
vessel carbon steel dan low alloy steel berdinding tebal. EGW digunakan untuk
sambungan vertikal pada tanki penyimpan minyak.